• Home
  • Kajian Rutin Bekasi
  • Tentang Saya

    Senin, 08 April 2013

    Fakta dan Data Syi'ah Di Indonesia


    Oleh: Ustadz Farid Achmad Okbah, MA


    Pendahuluan
    Setelah meletusnya revolusi Iran pada tahun 1979 M, paham Syi’ah Imamiyah (Syi’ah Itsna Asyariyah) mulai masuk ke Indonesia. Diantara tokoh yang terpengaruh dengan paham Syi’ah adalah Husain al-Habsy, Direktur Pesantren Islam YAPI Bangil. Al-Habsy kemudian aktif menyebarkan ideologi Syi’ah dengan kemasan apik dan berslogan persatuan kaum muslimin.
    Pada tahun 1980-an, al-Habsy mengirim sejumlah santrinya untuk belajar di Hauzah Ilmiyah di Qum, Iran. Sepulang dari Qum, para santri kemudian menyebarkan ajaran Syi’ah melalui sejumlah kegiatan, baik di bidang politik, pendidikan, media, sosial, ekonomi, maupun kesehatan. Dalam bidang politik, mereka masuk ke partai-partai. Dalam bidang pendidikan mereka mendirikan sekolah dari TK sampai Perguruan Tinggi. Dibidang media mereka mendirikan koran, majalah, televisi, penerbitan buku, selebaran, dsb. Dalam bidang sosial, mereka mempraktekkan nikah mut’ah. Dalam bidang ekonomi mereka membuka toko-toko, membeli angkutan-angkutan umum, dan aktif dalam dunia perdagangan secara umum. Dalam bidang medis, mereka membangun rumah sakit dan klinik pengobatan. Pada tahun 1993, jati diri al-Habsy sebagai orang Syi’ah terkuak saat dia mengirimkan laporan kegiatan Syi’ah Indonesia ke Ayatullah di Iran dan saat itu 13 guru yang bermadzhab Ahlussunnah keluar dari pesantrennya.
    Inilah gerakan Syi’ah, begitu terorgaisir dengan rapi. Adapun reaksi Ahlussunnah masih bersifat tidak konsisten. Jika ada keributan mereka bergerak, jika tidak ada, mereka hanya diam dan pasif, padahal Syi’ah semakin lama semakin berkembang.

    Kader
    Secara umum kader-kader Syi’ah merupakan alumnus Hauzah Ilmiyah di Qom Iran dan Suriah. Jumlah mereka mencapai ratusan orang dan tersebar di berbagai kota dan desa. Mereka aktif mengajak masyarakat untuk masuk kedalam kelompok Syi’ah, baik di rumah, sekolah, masjid, forum, ikatan, maupun lainnya.
    Penikut Syi’ah ini kemudian membuat ikatan yang disebut dengan IJABI (Ikatan Jamaah Alhul Bait Indonesia) dengan tokoh pelopornya Ahmad Baraqbah, Jalaludin Rahmat, Dimitri Mahayana, dan Zahir bin Yahya. Dan melalui ormas Ahlul Bait Indonesia (ABI) yang dideklarasikan tahun 2011 oleh ketuanya Hasan Dalil Alaydrus.

    Yayasan
    Untuk memayungi secara hukum, orang Syi’ah kemudian membuat sejumlah yayasan.Ahmad Baraqbah, salah seorang tokoh Syi’ah, pada tahun 1995 M, mengatakan dalam majalah Umlumul Qur’an bahwa umlah yayasan Syi’ah di Indonesia mencapai 40 buah tersebar di berbagai wilayah: Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang, Jember, Bangil, Pontianak Kalimantan Barat, Samarinda Kalimantan Timur, Banjarmasin Kalimantan Selatan, dll. (Majalah Ulumul Qur’an, Edisi 4/1995M)

    Peran Media Cetak
    Syiah memanfaatkan media cetak untuk menyebarkan pahamnya. Untuk itu mereka membuat selebaran, majalah dan membangun puluhan penerbit dan percetakan seperti Mizan, Pelita Bandung, Hidayah, as-Sajjad, Abu Dzar Jakarta, Yapi Lampung, Lentera dan sebagainya.
    Secara umum buku yang diterbitkan adalah buku terjemahkan dari buku-buku karya ulama Syi’ah seperti Khomaini, Muthahhari, Ali Syariati, Muhammad at-Tijani at-Tunisi dan lain-lain. Ada pula buku-buku yang merupakan hasil karya putra-putri Syi’ah Indonesia.
    Adapun majalah dan selebaran yang mereka terbitkan antara lain:
    1. Majalah al-Quds diterbitkan oleh kedutaan Iran di Jakarta dengan bahasa Indonesa.
    2. Majalah al-Mawaddah diterbitkan oleh IJABI cabang Bandung, Jabar.
    3. Majalah al-Huda diterbitkan oleh Syi’ah di Jakarta.
    4. Majalah al-Hikmah diterbitkan oleh yayasan al-Muthahari Bandung.
    5. Majalah al-Musthafa diterbitkan oleh Syi’ah di Jakarta.
    6. Buletin al-Jawad dan al-Ghadir diterbitkan oleh yayasan al-Jawad Jakarta.
    7. Buletin at-Tanwir diterbitkan oleh yayasan al-Muthahari.
    8. Buletin Ibnus Sabil diterbitkan oleh Syi’ah di Pekalongan, dll.


    Peta Pergerakan Syi’ah di Indonesia
    Nama-Nama Yayasan
    1. Yayasan Fatimah Jakarta
    2. Yayasan Al-Muntazhar Jakarta
    3. Yayasan Al-Uqailah
    4. Yayasan Ar-Radhiyyah
    5. Yayasan Mula Shadra Bogor Jawa Barat
    6. Yayasan An-Naqi
    7. Yayasan Al-Qurba
    8. Yayasan YAPI Bangil Jawa Timur
    9. Yayasan Al-Itrah Jember Jawa Timur
    10. Yayasan Rausyan Fikr Jogjakarta
    11. Yayasan Babiem Jember Jawa Timur
    12. Yayasan Muthahhari Bandung Jawa Barat
    13. YPI Al-Jawad Bandung Jawa Barat
    14. Yayasan Muhibbin Probolinggo
    15. Yayasan Al-Mahdi Jakarta
    16. Yayasan Madinatul Ilmi Depok Jawa Barat
    17. Yayasan Insan Cita Prakarsa Jakarta
    18. Yayasan Asshidiq Jakarta
    19. Yayasan Babul Ilmi Bekasi Jawa Barat
    20. Yayasan Az-Zahra Jakarta
    21. Yayasan Al Kazhim Jakrta
    22. Yayasan Al Baro’ah Tasikmalaya Jawa Barat
    23. Yayasan 10 Muharrom Bandung Jawa Barat
    24. Yayasan As Shodiq Bandung Jawa Barat
    25. Yayasan As Salam Majalengka Jawa Barat
    26. Yayasan Al Mukarromah Bandung Jawa Barat
    27. Yayayasan Al-Mujataba Purwakarta Jawa Barat
    28. Yayasan Saifik Bandung Jawa Barat
    29. Yayasan Al Ishlah Cirebon Jawa Barat
    30. Yayasan Al-Aqilah Tangerang Jawa Barat
    31. Yayasan Dar Taqrib Jepara Jawa Tengah
    32. Yayasan Al Amin Semarang Jawa Tengah
    33. Yayasan Al Khoirat Jepara Jawa Tengah
    34. Yayasan Al Wahdah Solo Jawa Tengah
    35. Yayasan Al Mawaddah Kendal Jawa Tengah
    36. Yayasan Al Mujtaba Wonosobo Jawa Tengah
    37. Yayasan Safinatunnajah Jawa Tengah
    38. Yayasan Al Mahdi Jember Jawa Timur
    39. Yayasan Attaqi Pasuruan Jawa Timur
    40. Yayasan Azzhra Malang
    41. Yayasan Ja’far Asshodiq Bondowoso Jawa Tengah
    42. Yayasan Al Yasin Surabaya Jawa Timur
    43. Yapisma Malang Jawa Timur
    44. Yayasan Al Hujjah Jember Jawa Timur
    45. Yayasan Al Kautsar Malang Jawa Timur
    46. Yayasan AL Hasyimm Surabaya Jawa Timur
    47. Yayasan Al Qoim Probolinggo Jawa Timur
    48. Yayasan al-Kisa’Bali
    49. Yayasan Al Islah Makasar Sulawesi
    50. Yayasan Fikratul Hikmah Makasar Sulawesi
    51. Yayasan Sadra Makasar Sulawesi
    52. Yayasan Pinisi Makassar Sulawesi
    53. Yayasan Lentera Makassar Sulawesi
    54. Yayasan Nurtsaqolain Sulawesi Selatan
    55. Yayasan Shibtain Riau Sumatra
    56. Yayasan Al Hakim Lampung Sumatra
    57. Yayasan Pintu Ilmu Palembang Sumatra
    58. Yayasan Ulul Albab Aceh Sumatra
    59. Yayasan Amali Medan Sumatra
    60. Yayasan Al Muntadzar Samarinda Kalimantan
    61. Yayasan Arridho Banjarmasin Kalimantan


    Nama Majlis Taklim
    1. Majlis Taklim Ar-Riyahi
    2. Majlis Taklim Ummu Abiha Jakarta
    3. Majlis Taklim Al Bathul Jakarta
    4. Majlis Taklim Haurah Sawangan Depok Jawa Barat
    5. Majlis Taklim Al Idrus Purwakarta Jawa Barat
    6. Majlis Ta’lim An-Nur Tangerang Jawa Barat
    7. Majlis Taklim Al Jawad Tasikmalaya Jawa Barat
    8. Majlis Ta’lim Al-Alawi Probolinggo Jawa Timur


    Nama Ikatan Organisasi
    1. Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia (IJABI)
    2. Ikatan Pemuda Ahlulbait Indonesia (IPABI)
    3. Himpunan Pelajar Indonesia (HPI)Iran
    4. Shafful Muslimin Indonesia
    5. Ikatan Pelajar Indonesia di Iran (ISLAT)
    6. Perkumpulan Ahlul Bait Indonesia (TAUBAT)
    9. Ahlu Bait Indonesia (ABI), dll


    Nama Centre dan Forum
    1. Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta
    2. Tazkiyah Jakarta
    3. Al Hadi Jakarta
    4. Al-Iffah Jember Jawa Timur
    5. Forum Komunikasi Ahlul Bait (LKAB)


    Nama Lembaga Pendidikan
    1. SMA Plus Muthahhari Bandung dan Jakarta
    2. Pendidikan Islam Al-Jawad
    3. Islamic College for Advanced Studies
    4. Sekolah Lazuardi dari Pra TK sampai SMP Jakarta
    5. Sekolah Tinggi Madinatul Ilmu Depok Jawa Barat
    6. Madrasah Nurul Iman Sorong Irian
    7. Pesantren Al-Hadi Pekalongan
    8. Pesantren YAPI Bangil Jawa Timur


    Nama Penerbit Buku
    1. Lentera
    2. Pustaka Hidayah
    3. Mizan
    4. Yapi Jakarta
    5. Al-Hadi
    6. Al-Jawwad
    7. Islamic Center Al-Huda
    8. Muthahhari Press/Muthahhari Papaerbacks, dll


    Nama Penulis
    1. Alwi Husein
    2. Muhammad Taqi Misbah
    3. O.Hasyim
    4. Jalaluddin Rakhmat
    5. Muhsin Labib
    6. Husein Al-Kaff
    7. Sulaiman Marzuqi Ridwan
    8. Dimitri Mahayana, dll


    Nama Mahasiswa Qum Iran
    1. Muhammad Taqi Misbah Yazdi
    2. Euis Daryati, Mahasiswi S2 Jurusan Tafsir Al-Quran, Sekolah Tinggi Bintul Huda Qom.Ketua Fathimiah HPI 2006-2007.
    3. Nasir Dimyati, S2 Jurusan Ulumul Quran Universitas Imam Khomeini Qom. Saat ini aktif di BKPPI.
    4. Usman Al-Hadi, Mahasiswa S1 Jurusan Ulumul Quran Univ. Imam Khomeini Qom.
    5. Abdurrahman Arfan, S1 Jurusan Ushul Fiqh di Jamiatul Ulum Qom, Republik Islam Iran.
    6. M. Turkan, S1 Jurusan Filsafat & Irfan di Universitas Imam Khomeini Qom, Republik Islam Iran
    7. Siti Rabiah Aidiah, Mahasiswi di Jamiah Bintul Huda, Qom, Jurusan Ulumul Quran.
    8. Muchtar Luthfi, Ketua Umum Himpunan Pelajar Indonesia (HPI) di Republik Islam Iran periode 2006-2007, Sekjen Badan Kerjasama Perhimpunan Pelajar Indonesia (BKPPI) se-Timur Tengah dan Sekitarnya.
    9. Herry Supryono, Mahasiswa S1 Fiqh dan Maarif Islamiyah di Madrasah Hujjatiyah Qom, Republik Islam Iran.
    10. Saleh Lapadi, asal Sorong, alumni YAPI Bangil, Sekarang menempuh S2 di Qom Iran, pimred islat (islam alternatif)
    11. Afifah Ahmad, Mahasiswi S1, Jurusan Maarif Islam di Jamiatul Bintul Huda, Qom Republik Islam Iran
    12. Emi Nur Hayati Ma’sum Said, Mahasiswi S2 Jurusan Tarbiyah Islamiyah & Akhlak di Universitas Jamiah Azzahra, Qom-Iran
    13. A. Luqman Vichaksana S1 Jurusan Filsafat & Irfan di Universitas Imam Khomeini Qom, Republik Islam Iran
    14. Ammar Fauzi Heryadi, mahasiswa Jurusan Filsafat & Irfan di Universitas Imam Khomeini Qom, Republik Islam Iran.


    Alumnus Qum Iran
    1. DR. Abdurrahman Bima, Alumni dari Hawzah Ilmiah Qom, judul desertasi “Pengaruh Filsafat dalam Konsep Politik Khomeni”.
    2. DR. Khalid Al-Walid, Alumnus dari Hawzah Ilmiah Qom, judul desertasi “Pandangan Eskatologi Mulla Shadra”
    3. Muhsin Labib, Alumnus Hauzah Ilmiah Qom, Republik Islam Iran. Kandidat Doktor Filsafat Islam di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
    4. Ali Ridho Al-Habsy cucu dari Habib Ali Kwitang, tahun 1974.
    5. Umar Shahab, tahun 1976
    6. Syamsuri Ali
    7. Jalaludin Rahmat
    8. Ahmad Barakbah

    • Tahun 1990 M : 50 Mahasiswa Indonesia belajar di Qom Iran
    • Tahun 1999 M : Jumlah lulusan lebih dari 100 orang
    • Tahun 2001 M : 50 mahasiswa melanjutkan kuliah S2 di Qom
    • Tahun 2004 M : 90 mahasiswa melanjutkan kuliah S2 di Qom
    • Dr. Ali Maskan Musa ketua NU wilayah Jawa Timur belum lama ini berkunjung ke Iran dan dia melihat ada sekitar 7000 pelajar Indonesia, 300 diantaranya di Qom Iran.Sebagian ada yang mendapatkan beasiswa penuh dari pemerintah Iran, sedangkan sisanya dibawah tanggungan para ulama Qom.
    • Setiap tahun direkrut 300 mahasiswa Indonesia ke Iran


    Nama Majalah
    1. Majalah Syi’ar
    2. Majalah Al-Huda
    3. Majalah Al-Hikmah
    4. Majalah Al-Musthafa
    5. Majalah Al-Mawaddah
    6. Majalah Harian Al-Quds
    7. Majalah Al-Tanwir
    8. Majalah Al-Jawwad
    9. Majalah Al-Ghadir
    10. Majalah Babim, dll


    Nama Radio dan Televisi
    1. IRIB (Radio Iran siaran bahasa Indonesia)
    2. Hadi TV, tv satelite (haditv.com)
    3. TV Al-Manar, Libanon, dpt diakses sejak April 2008, bekerja sama dengan INDOSAT
    4. Myshiatv.com
    5. Shiatv.net
    6. Radio Silaturahmi (RASIL 720 AM) Jakarta


    Nama Website
    • ICAS (icas-indonesia.org)
    • Islamfeminis.wordpress.com
    • Yapibangil.org
    • Alitrah.com


    Nama Blog
    • Anak bangsa http://umfat.wordpress.com/
    • GENCAR AHLULBAYT NUSANTARA http://musadiqmarhaban.wordpress.com/
    • Madinah Al-hikmah http://madinah-al-hikmah.net/
    • Suara keadilam http://iwans.wordpress.com/
    • dsb, masih banyak lagi


    Ritual
    1. Peringatan Maulid Nabi
    2. Peringatan Idul Ghadir
    3. Pelaksanaan ritual Shalat Iedain
    4. Pelaksanaan ritual Lailatul Qadr
    5. Peringatan Asyura.
    6. Taqiyah
    7. Majlis Doa Kumail, malam Jumat.
    8. Ghadir Khum


    Mukhtamar
    Mukhtamar III Ikatan Jamaah Ahlu Bait Indonesia (IJABI) di Sulawesi, 28 Februari – 1 Maret 2008 dihadiri oleh seribu peserta dai Indonesia. Bertindak sebagai pembicara adalah Syaikh Muhammad Salak, wakil Majma’ Ahlul Bait Teheran, Ayatullah DR. Sayyed Muhammad Musawi, pimpinan ahlul bait London, Jalaluddin Rachmat Ketua Dewan Syurah Ijabi Indonesia.

    Ikatan Jamah Ahlul Bait Indonesia (IJABI)
    • Tanggal didirikan 1 Juli 2000 di Bandung, Jawa Barat
    • Pendiri : Jalaluddin Rachmat, Dimitri Mahayana, Hadi Suwastio
    • Ketua Dewan Syura : Jalaluddin Rachmat
    • Ketuhan Pelaksana: Dimitri Mahayana
    • Kebanyakan pengikut mereka dari kalangan pelajar
    • Di tahun 2008 M


    1. IJABI merupakan organisasi Syi’ah satu-satunya yang resmi
    2. Tersebar di 33 propinsi
    3. Anggotanya 5 juta orang, menurut pengakuan Jalaludin (tapi ini taqiyah)


    Islamic Cultural Centre (ICC) Jakarta
    Pendiri: Haidar Bagir, Jalaluddin Rakhmat, Umar Shahab
    Direktur: Muhsin Hakimullah
    Alamat : . Buncit Raya Kav. 35 Pejaten Barat Jakarta 12510
    PO.BOX 7335 jkspm 12073 Telp.: 021-7996767 Faks.: 7996777


    Yayasan Al Itrah Bagil Jawa Timur
    • Tahun didirika: 1996 M
    • Ketua: Ali Ridho Assegaf
    • Wakil Ketua: Muhammad Baqir
    • Sekertaris: Zaid Alaydrus
    • Kegiatan Pendidikan:
    1. Taman Kanak-kanak “al-Abrar”
    2. Sekolah Dasar “Mitra Ilmu” dan telah dikunjungi oleh mentri pendidikan Iran saat dalam kunjungannya ke Indonesia.
    3. SMP “Yapi”
    4. Ma’had “Yapi”


    Yayasan Az-Zahra Malang Jawa Timur
    • Kegiatan pendidikan, Madrasah Al-Kautsar dari tingkat dasar sampai menengah.
    • Membangun komplek perumahan seluas puluhan hektar

    Sumber: Ditulis utuh dari buku “Fakta dan Data Perkembangan Syi’ah di Indonesia”hal.51-66 Oleh guru kami Al-Ustadz Farid Ahmad Okbah, MA -semoga Allah menjaga beliau-. Penerbit: Perisai Qur’an Cet.I/Sept 2012.


Rabu, 27 Maret 2013

Nasehat Imam Syafi'i Untuk Para Tholibul Ilmi'


Wahai saudaraku..ilmu tidak akan diperoleh keculai dengan enam perkara yang akan saya beritahukan perinciannya: (1) kecerdasan, (2) semangat, (3) sungguh-sungguh, (4) berkecukupan, (5) bersahabat (belajar) dengan ustadz, (6) membutuhkan waktu yang lama.
1.      KECERDASAN
Kecerdasaan yang ada pada diri manusia terkadang memang sudah sebagai perangai yang Alloh berikan kepadanya. Sebagaimana kecerdasaan yang dikaruniaakan Alloh kepada Ibnu Abbas radhiyallohu anhu. Terkadang kecerdasaan ada karena memang harus diusahakn. Bagi orang sudah memiliki kecerdasaan maka tinggal menguatkannya, namun apabila belum punya hendaknya ia melatih jiwanya untuk berusaha mendapatkan kecerdasaan tersebut. Kecerdasaan adalah sebab diantara sebab-sebab yang paling kuat membantu seseorang menggapai ilmu, memahami dan menghafalnya. Memilih-milih permasalahn, men-jama(menggabungkan) dalil-dalil yang kelihatannya bertentangan dan yang selain dari hal itu.

Etika Berdo'a


1. Terlebih dahulu sebelum berdo`a hendaknya memuji kepada Allah kemudian bershalawat kepada Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam pernah mendengar seorang lelaki sedang berdo`a di dalam shalatnya, namun ia tidak memuji kepada Allah dan tidak bershalawat kepada Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam maka Nabi bersabda kepadanya: “Kamu telah tergesa-gesa wahai orang yang sedang shalat. Apabila anda selesai shalat, lalu kamu duduk, maka memujilah kepada Allah dengan pujian yang layak bagi-Nya, dan bershalawatlah kepadaku, kemudian berdo`alah”. (HR. At-Turmudzi, dan dishahihkan oleh Al-Albani).

2. Mengakui dosa-dosa, mengakui kekurangan (keteledoran diri) dan merendahkan diri, khusyu’, penuh harapan dan rasa takut kepada Allah di saat anda berdo`a. Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman yang artinya: “Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera di dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdo`a kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu` kepada Kami”. (Al-Anbiya’: 90).

3. Berwudhu’ sebelum berdo`a, menghadap Kiblat dan mengangkat kedua tangan di saat berdo`a. Di dalam hadits Abu Musa Al-Asy`ari Radhiallaahu anhu disebutkan bahwa setelah Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam selesai melakukan perang Hunain :” Beliau minta air lalu berwudhu, kemudian mengangkat kedua tangannya; dan aku melihat putih kulit ketiak beliau”. (Muttafaq’alaih).

4. Benar-benar (meminta sangat) di dalam berdo`a dan berbulat tekad di dalam memohon. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda: “Apabila kamu berdo`a kepada Allah, maka bersungguhsungguhlah di dalam berdo`a, dan jangan ada seorang kamu yang mengatakan :Jika Engkau menghendaki, maka berilah aku”, karena sesungguhnya Allah itu tidak ada yang dapat memaksanya”. Dan di dalam satu riwayat disebutkan: “Akan tetapi hendaknya ia bersungguh-sungguh dalam memohon dan membesarkan harapan, karena sesungguhnya Allah tidak merasa berat karena sesuatu yang Dia berikan”. (Muttafaq’alaih).

5. Menghindari do`a buruk terhadap diri sendiri, anak dan harta. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda: “Jangan sekali-kali kamu mendo`akan buruk terhadap diri kamu dan juga terhadap anakanak kamu dan pula terhadap harta kamu, karena khawatir do`a kamu bertepatan dengan waktu dimana Allah mengabulkan do`amu”. (HR. Muslim).

6. Merendahkan suara di saat berdo`a. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda: “Wahai sekalian manusia, kasihanilah diri kamu, karena sesungguhnya kamu tidak berdo`a kepada yang tuli dan tidak pula ghaib, sesungguhnya kamu berdo`a (memohon) kepada Yang Maha Mendengar lagi Maha Dekat dan Dia selalu menyertai kamu”.(HR. Al-Bukhari).

7. Berkonsentrasi (penuh perhatian) di saat berdo`a. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda: “Berdo`alah kamu kepada Allah sedangkan kamu dalam keadaan yakin dikabulkan, dan ketahuilah bahwa sesung-guhnya Allah tidak mengabulkan do`a dari hati yang lalai”. (HR. At-Turmudzi dan dihasankan oleh Al-Albani). Tidak memaksa bersajak di dalam berdo`a. Ibnu Abbas pernah berkata kepada `Ikrimah: “Lihatlah sajak dari do`amu, lalu hindarilah ia, karena sesungguhnya aku memperhatikan Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam dan para shahabatnya tidak melakukan hal tersebut”. (HR. Al-Bukhari).


Syaikh Abdul Aziz Bin Baz Rahimahulloh

Kamis, 14 Maret 2013

Etika Muslim Sehari-hari (Etika Berpakaian dan Berhias)


1. Disunnatkan memakai pakaian baru, bagus dan bersih.
2. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam telah bersabda kepada salah seorang shahabatnya di saat beliau melihatnya mengenakan pakaian jelek :”Apabila Allah mengaruniakan kepadamu harta, maka tampakkanlah bekas nikmat dan kemurahan-Nya itu pada dirimu. (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Al-Albani).
3. Pakaian harus menutup aurat, yaitu longgar tidak membentuk lekuk tubuh dan tebal tidak memperlihatkan apa yang ada di baliknya.
4. Pakaian laki-laki tidak boleh menyerupai pakaian perempuan atau sebaliknya. Karena hadits yang bersumber dari Ibnu Abbas Radhiallaahu 'anhu ia menuturkan: “Rasulullah melaknat (mengutuk) kaum laki-laki yang menyerupai kaum wanita dan kaum wanita yang menyerupai kaum pria.” (HR. Al-Bukhari). Tasyabbuh atau penyerupaan itu bisa dalam bentuk pakaian ataupun lainnya.
5. Pakaian tidak merupakan pamer pakaian (untuk ketenaran), karena Rasulullah Radhiallaahu 'anhu telah bersabda: “Barang siapa yang mengenakan pakaian ketenaran di dunia niscaya Allah akan mengenakan padanya pakaian kehinaan di hari Kiamat.” ( HR. Ahmad, dan dinilai hasan oleh Al-Albani).
6. Pakaian tidak boleh ada gambar makhluk yang bernyawa atau gambar salib, karena hadits yang bersumber dari Aisyah Radhiallaahu 'anha menyatakan bahwasanya beliau berkata: “Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam tidak pernah membiarkan pakaian yang ada gambar salibnya melainkan Nabi menghapusnya”. (HR. Al-Bukhari dan Ahmad).
7. Laki-laki tidak boleh memakai emas dan kain sutera kecuali dalam keadaan terpaksa. Karena hadits yang bersumber dari Ali Radhiallaahu 'anhu mengatakan: “Sesungguhnya Nabi Allah Subhaanahu wa Ta'ala pernah membawa kain sutera di tangan kanannya dan emas di tangan kirinya, lalu beliau bersabda: Sesungguhnya dua jenis benda ini haram bagi kaum lelaki dariumatku”. (HR. Abu Daud dan dinilai shahih oleh Al-Albani).

Rabu, 13 Maret 2013

Etika Muslim Sehari-hari (Etika Buang Hajat)


1. Segera membuang hajat.
Apabila seseorang merasa akan buang air maka hendaknya bersegera melakukannya, karena hal tersebut berguna bagi agamanya dan bagi kesehatan jasmani.
2. Menjauh dari pandangan manusia di saat buang air (hajat). berdasarkan hadits yang bersumber dari al-Mughirah bin Syu`bah Radiyallaahu 'anhu disebutkan “Bahwasanya Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam apabila pergi untuk buang air (hajat) maka beliau menjauh”. (Diriwayat-kan oleh empat Imam dan dinilai shahih oleh Al-Albani).
3. Menghindari tiga tempat terlarang, yaitu aliran air, jalan-jalan manusia dan tempat berteduh mereka. Sebab ada hadits dari Mu`adz bin Jabal Radhiallaahu 'anhu yang menyatakan demikian.
4. Tidak mengangkat pakaian sehingga sudah dekat ke tanah, yang demikian itu supaya aurat tidak kelihatan. Di dalam hadits yang bersumber dari Anas Radhiallaahu 'anhu ia menuturkan: “Biasanya apabila Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam hendak membuang hajatnya tidak mengangkat (meninggikan) kainnya sehingga sudah dekat ke tanah. (HR. Abu Daud dan At-Turmudzi, dinilai shahih oleh Albani).