Bila memandang
sebuah gelas yang setengahnya isi dan setengahnya kosong :
Sebagian orang
akan berkata, "Setengahnya kosong", dan Sebagian lain berucap,
"Setengahnya isi". Termasuk yang manakah anda ???
Bila yang
pertama, berarti hidup anda senantiasa susah dan sengsara, karena anda selalu
lupa dengan isi gelas itu.
Dan bila yang
kedua, maka anda adalah orang yang optimis, anda selalu lupa dengan yang
kosong, dan tak lupa berucap, "Alhamdulillah, masih ada isinya."
Sering kali
angin bertiup tidak sesuai dengan keinginan nelayan, maka menjadi seorang
nelayan harus menerima kenyataan itu, dan menjadikannya ladang untuk lebih
banyak mendapatkan ikan dan buruan. Dunia itu indah bila kita memandangnya
dengan kaca mata keindahan, dan dunia itu kacau dan berantakan bila kaca
mata yang kita gunakan adalah yang hitam dan kelam.
Tiada ciptaan
Ilahi yang sia-sia, tiada keburukan dari ciptaanNya melainkan ia mengandung
keelokan yang banyak, dan tiada peristiwa yang dalam pandangan sebagian manusia
buruk, melainkan ia menyimpan banyak hikmah indah.
Tatkala para
Malaikat Allah ditegur
Di saat Allah
Jalla Jalaluhu hendak menciptakan Manusia, dan Ia mengungkapkan keinginanNya
kepada para malaikat, dan berkata
[Al-Baqarah:
30] :
{ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً }
“‘Aku hendak
menjadikan khalifah di bumi."
Mendengarkan
keinginan Allah ini, para malaikat pesimis, mereka memandang kepada sisi
negatif manusia yang hendak diciptakan, manusia bakal menjadi sumber
malapetaka, maka mereka menanyakan hal itu kepada Allah, sebagai ungkapan tidak
setuju, karena takut dan khawatir, mereka berkata :
{قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ
الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ}
"Mereka
berkata, ‘Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan
darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan mensucikan Nama-Mu?’
Maka Allah
menenangkan para malaikatNya dengan berkata,
{قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ}
"Dia
berfirman, ‘Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.’”
Allah memandang
dengan ilmuNya yang tiada bertepian, Dengan hikmahNya yang tiada batas, Dengan
kebaikanNya yang tiada terbilang.
Adapun malaikat
mereka memandang dengan segala keterbatasannya, dari sudut pandang yang sempit
dan negatif, sehingga merekapun pesimis dengan keberadaan manusia.
Oleh karena itu
pada ayat selanjutnya Allah membuktikan bahwa prasangka para Malaikat tidaklah
benar. Di mana Allah mengajarkan kepada Adam ilmu-ilmunya, bahkan para Malaikat
bersujud untuk Adam, sebagai aplikasi atas ketaatan mereka pada Rabb al Khaliq,
yang dalam ciptaan Nya pasti mengandung hikmah.
Maka belajarlah
dari peristiwa ini.
Yang kita sukai
belum tentu baik:
Allah
mengetahui segala sesuatu, yang tersembunyi baginya adalah nyata, Dia
mengetahui apa yang telah terjadi, dan apapula yang belum terjadi. Dan yakinlah
Kebaikan Allah tak terlukiskan.
Kadang kita
membenci sesuatu, namun ternyata sesuatu yang kita benci itu memiliki banyak
kebaikan yang tidak kita ketahui, Allah mengetahui sedangkan kita tidak
mengetahui.
Oleh karena itu
Allah mengajarkan kepada kita untuk menggunakan kaca mata setengah isi, dalam
menjalankan amaran Allah, lihatlah firmanNya, tatkala mewajibkan Jihad, suatu
kewajiban yang memiliki resiko nyawa dan harta melayang, anak dan keluarga
ditinggalkan, suatu tugas yang penuh dengan tantangan dan pengorbanan, Allah
berfirman :
{كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ وَعَسَى
أَن تَكْرَهُواْ شَيْئاً وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَعَسَى أَن تُحِبُّواْ شَيْئاً وَهُوَ
شَرٌّ لَّكُمْ وَاللّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ}
"Diwajibkan
atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci.
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi
(pula) kamu me-nyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui,
sedang kamu tidak mengetahui."(Al-Baqarah: 216)
Amaran Allah
untuk hidup penuh Optimisme
Allah telah
merangkumkan semua pembahasan tentang "SETENGAH ISI, SETENGAH KOSONG"
dalam potongan ayat 19 dari surat an Nisa' :
{فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللهُ فِيهِ
خَيْرًا كَثِيرًا}
"Bisa jadi
kalian membenci sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang
banyak.”
(An-Nisa’: 19)
Peristiwa
apapun yang kita lalui dalam mengarungi kehidupan ini dan kita membecinya, bisa
jadi ada kebaikan yang banyak di dalamnya.
Tatalah hati,
agar dapat melihat yang kita benci itu menjadi lebih baik dan lebih indah,
insyaAllah ada hikmahnya dan itu pasti!!!
Belajar dari
wanita hitam :
Atha bin Abi
Rabah berkata, Ibnu Abbas pernah berkata padaku,
((أَلَا أُرِيكَ امْرَأَةً مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ؟))
“Maukah aku
tunjukkan kepadamu seorang wanita penghuni surga?” Aku menjawab,“tentu, iya”, maka beliau
berkata,
((هَذِهِ السَّوْدَاءُ، أَتَتِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، فَقَالَتْ: إِنِّي أُصْرَعُ وَأَتَكَشَّفُ، فَادْعُ اللَّهَ لِي،
قَالَ: «إِنْ شِئْتِ صَبَرْتِ، وَلَكِ الْجَنَّةُ، وَإِنْ شِئْتِ، دَعَوْتُ
اللَّهَ لَكِ أَنْ يُعَافِيَكِ» ، قَالَتْ: لَا، بَلْ أَصْبِرُ، فَادْعُ اللَّهَ
أَنْ لَا أَتَكَشَّفَ ! قَالَ: «فَدَعَا لَهَا»
“Wanita hitam
inilah, ia pernah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata,
‘Aku menderita penyakit ayan (epilepsi) dan auratku tersingkap (saat penyakitku
kambuh). Doakanlah untukku agar Allah Menyembuhkannya.’
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam berkata, ‘Jika kamu mau, kamu bersabar dan
niscaya bagimu surga, atau kalau kamu mau, aku akan mendoakanmu agar Allah
Menyembuhkanmu.’
Wanita itu
menjawab, ‘Aku pilih bersabar.’(Yakni pilih surga, pent) Lalu
ia melanjutkan perkataannya,‘(Wahai Rasulullah ) Tatkala penyakit ayan
menimpaku, auratku terbuka, doakanlah agar auratku tidak tersingkap.’
Maka Nabi pun
mendoakannya.”
(HR. Bukhari
dan Muslim)
Wanita ini
tidak memandang kepada penyakitnya, yang akan terus dideritanya sampai akhir
hayatnya, namun ia memandang kepada sebuah kehidupan yang abadi, yang tiada
duka dan luka, semuanya indah, namun untuk menggapainya mungkin amalannya tak
cukup, tapi Nabi shallallahu 'alahi wa sallam menjanjikan baginya, dengan
syarat bersabar atas penyakit ayan tersebut dan kelak surga menanti dia.
Dia menjual
yang fana dengan yang abadi.
Nabi shollallohu
‘alaihi wa sallam bersabda
:
((يَوَدُّ أَهْلُ الْعَافِيَةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنَّ
جُلُودَهُمْ قُرِضَتْ بِالْمَقَارِيضِ مِمَّا يَرَوْنَ مِنْ ثَوَابِ أَهْلِ
الْبَلاَءِ.))
”Manusia
pada hari kiamat menginginkan kulitnya dipotong-potong dengan gunting ketika di
dunia, karena mereka melihat betapa besarnya pahala orang-orang yang tertimpa
cobaan di dunia.”
(HR. Baihaqi:
6791, lihat ash-Shohihah: 2206.)
Jangan gelap
memandang penyakit
Sakit memang
tidak menyenangkan, namun ia akan menjadi indah bila kita memandangnya dari
sisi yang lain, Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam memberikan suatu
pelajaran penting bagi ummatnya.
Pada suatu
ketika beliau shallallahu 'alahi wa sallam berkunjung ke rumah Ummu Saib
kemudian berkata :
((مَا لَكِ يَا أُمَّ السَّائِبِ أَوْ يَا أُمَّ الْمُسَيَّبِ
تُزَفْزِفِينَ. قَالَتْ: الْحُمَّى لاَ بَارَكَ اللَّهُ فِيهَا. فَقَالَ: لاَ
تَسُبِّى الْحُمَّى فَإِنَّهَا تُذْهِبُ خَطَايَا بَنِى آدَمَ كَمَا يُذْهِبُ
الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ.))
“”Ada apa
denganmu wahai Ummu Saib kenapa engkau menggigil?” Ia menjawab, “Demam (ya
Rosululloh), semoga Alloh tidak memberkahinya,” maka Rosululloh berkata,
“Janganlah engkau menghina demam, karena sesungguhnya ia bisa menghapus dosa
anak cucu Adam sebagaimana bara api bisa menghilangkan karatan besi.””
(HR. Muslim:
6735)
Subhanallah,
Nabi shallallahu 'alahi wa sallam memandang kepada positif dari deman itu.
Dan tatkala
Nabi shallallahu 'alahi wa sallam membesuk Ummu 'Ala yang sedang sakit, maka
Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam membesarkan hati Ummu ‘Alâ, bibi Hizâm bin
Hakîm al-Anshâri, dengan berkata :
" أبشري يا أم العلاء، فإن مرض المسلم يذهب الله به خطاياه كما
تذهب النار خبث الذهب والفضة ".
“Bergembiralah,
wahai Ummu ‘Alâ. Sesungguhnya Allah akan menggugurkan dosa-dosa orang yang
sakit dengan penyakitnya, sebagaimana api menghilangkan kotoran-kotoran dari
biji besi”.
[Hadits hasan
riwayat Abu Dawud, Shahîh at-Targhîb, 3438].
Penyakit adalah
sesuatu yang indah kalau kita pandai mensikapinya, tapi kalau tidak, maka ia
adalah sesuatu yang menyeramkan dan menakutkan, renungkanlah kisah di bawah
ini:
Ada yang
memandang penyakit dengan pesimis
Ibnu Abbas
radhiyallahu 'Anhu meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu 'alahi wa sallam
membesuk seorang badui yang sedang sakit, dan biasanya kalau beliau menjenguk
orang sakit beliau berkata,
((لَا بَأْسَ طَهُورٌ إِنْ شَاءَ اللَّهُ))
"Tidak masalah,
ia (penyakit ini) menjadi pembersih (dosa) insya Allah".
Maka Rasulullah
shallallahu 'alahi wa sallam bersabda,
((لَا بَأْسَ طَهُورٌ إِنْ شَاءَ اللَّهُ))
Namun lelaki
itu menanggapinya dengan sinis, ia berkata: "Sekali kali tidak benar (yang
kamu ucapkan), melainkan penyakit ini adalah panas yang mendidih, yang menimpa
orang yang telah tua dan mengantarkannya ke pekuburan".
Maka Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Iya, moga demikian (kalau itu
yang kau inginkan)
(HR Bukhari)
Dalam riwayat
lain (yang perlu dikaji), nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengulangi
perkataannya sampai tiga kali, namun orang itu bersikeras dengan keinginannya,
maka nabi pun mengiyakannya, dan disebutkan bahwa di sore harinya orang tua itu
telah diantar ke pekuburan.
Jadilah seperti
wanita hitam di atas, atau orang tua yang hidupnya kelam dan sengsara.
Terimalah,
walaupun harus merubah nama pemberian ayahmu !
Dalam menjalani
hidup, kita membutuhkan nasehat dari orang yang alim, maka terimalah dan
laksanakan nasehat yang bijak dan benar, walaupun harus merubah sebuah nama
pemberian orang tua.
Jangan berkata
apa arti sebuah nama, karena Nabi Shallallahu 'alahi wa sallam cinta pada
nama-nama yang indah, dan kelak orang-orang di hari Kemudian akan dipanggil
dengan nama-namanya dan nama-nama bapaknya.
Imam Bukhari
meriwayatkan dari Sa’id bin Musayyab bin Hazn, dari ayahnya, bahwa ayahnya dia
(kakek Said), telah datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan beliau
bertanya kepadanya :
مَا اسْمُكَ؟ قَالَ: حَزْنٌ. قَالَ: أَنْتَ
سَهْلٌ. قَالَ: لاَ أُغَيِّرُ إِسْمًا سَمَّانِيْهِ أَبِيْ. قَالَ ابْنُ
الْمُسَيَّبِ: فَمَا زَالَتِ الْحُزُوْنَةُ فِيْنَا بَعْدُ.
"Bahwa
bapaknya datang kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wasallamMaka beliau
bertanya, 'Siapa namamu?' Dia menjawab, 'Hazn,' Beliau bersabda, 'Engkau (aku
beri nama) Sahl,' Dia menjawab, 'Saya tidak mengganti nama yang diberikan oleh
ayahku'." Ibnul Musayyab berkata, "Maka sifat keras kepala senantiasa
ada pada kami."
Dalam rumah
tangga
Jangan terlalu
membenci istrimu
Tak ada gading
yang tak retak, engkau bukan malaikat dan istrimu bukan bidadari, bila ada yang
kurang dari istrimu maklumillah, bukankah masih banyak kebaikannya yang dapat
menutupi kekurangannya, dan dirimu memiliki kewajiban untuk membenahinya dengan
sabar, telaten dan balutlah nasehatmu dengan cintah dan kasih sayang.
Rasulullahshallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
((لاَ يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا
رَضِىَ مِنْهَا آخَرَ))
“Janganlah
seorang mukmin(suami) membenci seorang mukminah(yang menjadi istrinya). Jika si
pria membenci suatu akhlak pada si wanita, maka hendaklah ia
melihat sisi lain yang ia ridhoi”
(HR. Muslim no.
1469).
Dan Allah
memerintahkan kepada kita untuk mengauli para istri dengan cara yang ma'ruf
(patut), Allah berfirman :
{وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ
فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا}
"Dan
pergaulilah mereka dengan cara yang patut. Kemudian bila membenci mereka, (maka
bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah
menjadikan padanya kebaikan yang banyak.”
(QS. An Nisa
[4]: 19)
Mungkin anda
memiliki cara indah dalam menasehati istri… berbagilah!
Jangan
mendustakan kebaikan suamimu :
Dengan segala
niat baik, suami berusaha untuk menyenangkan istrinya, namun dalam mengemudi
bahtera kehidupan kadang sang nahkoda berbuat kesalahan(wajar ia manusia), tapi
jangan lupa, iapun telah banyak berbuat baik, apa tidak pantas kesalahannya itu
dihapuskan oleh kebaikannya yang banyak, atau malah sebaliknya, sehari kemarau
melupakan hujan sepanjang tahun.
Kalau anda
termasuk yang terakhir, maka ketahuilah bahwa itu salah satu sebab kenapa
banyak wanita yang menjadi penghuni api neraka.
Apa kamu mau
menjadi penghuni api neraka?? Rasululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda
:
{أُرِيتُ النَّارَ فَإِذَا أَكْثَرُ أَهْلِهَا النِّسَاءُ،
يَكْفُرْنَ» قِيلَ: أَيَكْفُرْنَ بِاللَّهِ؟ قَالَ: ” يَكْفُرْنَ العَشِيرَ،
وَيَكْفُرْنَ الإِحْسَانَ، لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ، ثُمَّ
رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا، قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ}
“Neraka
diperlihatkan kepadaku, ternyata mayoritas penghuninya adalah kaum wanita
karena mereka berbuat kufur”, beliau ditanya: “apakah karena mereka kufur
kepada Alloh?”, beliau menjawab: “Mereka mengkufuri suami dan mengingkari
kebaikannya, seandainya engkau berbuat baik pada salah seorang dari mereka
sepanjang masa kemudian ia melihat sesuatu yang tidak ia sukai darimu, ia akan
mengatakan: “Aku sama sekali tidak pernah melihat satu kebaikanpun
darimu.”
[HR. al-Bukhori
no. 29]
Kau tidak
pernah membahagiakanku!!! Titik.
Suamimu adalah
manusia biasa, yang punya kekurangan yang harus kau maafkan dan keistimewaan
yang tidak boleh kau abaikan, dengannya bahtera itu akan terus berlabuh sampai
ke pantai kebahagiaan kau inginkan.
Belajar dari
istri Nabi Isma'il agar hidupmu lebih bermakna
Pada suatu
saat, Nabi Ibrahim datang ingin menjenguk Nabi Ismail ‘alaihimassalam. Namun,
beliau hanya berjumpa dengan istri Nabi Ismail saja. Nabi Ibrahim bertanya
kepada wanita tersebut tentang kepergian suaminya. Istrinya menjawab, “Dia
sedang mencari nafkah untuk kami.”
Nabi Ibrahim
lalu bertanya tentang keadaan mereka. “Kami dalam kondisi yang buruk dan hidup
dalam kesempitan dan kemiskinan.” Jawab sang Istri.
Mendengar
jawaban tersebut, sebelum pulang Nabi Ibrahim berpesan kepada wanita itu untuk
menyampaikan salam kepada Nabi Ismail dan berpesan agar Nabi Ismail mengganti
pegangan pintunya.
Ketika Nabi
Ismail pulang, beliau bertanya kepada istrinya, “Adakah tadi orang yang
bertamu?”
Istrinya
menjawab, “Ada, seorang tua yang yang sifatnya seperti ini dan seperti itu, dan
istrinya pun menceritakan peristiwa tadi dan menyampaikan pesan Nabi Ibrahim
kepada suaminya.
Mendengar hal
tersebut, Nabi Ismail pun berkata kepada istrinya, “Itu tadi adalah bapakku. Ia
menyuruhku untuk menceraikanmu, maka kembalilah engkau kepada orang tuamu.”
Nabi Ismail pun
menceraikan istrinya, sesuai dengan pesan Nabi Ibrahim dan kemudian menikah
lagi dengan seorang wanita dari Bani Jurhum juga. Setelah beberapa waktu
berlalu, Nabi Ibrahim kemudian kembali mengunjungi Nabi Ismail. Namun, Nabi
Ismail tidak ada di rumah. Nabi Ibrahim pun menemui istri Nabi Ismail yang
baru.
Beliau bertanya
dimana Nabi Ismail sekarang. Istrinya menjawab bahwa Nabi Ismail sedang mencari
nafkah.
Nabi Ibrahim
juga bertanya tentang keadaan mereka. Wanita itu menjawab bahwa keadaan mereka
baik-baik saja dan berkecukupan, sambil kemudian memuji Allah azza wa jalla.
Nabi Ibrahim
lalu bertanya tentang makanan serta minuman mereka. Wanita itu menjawab bahwa
makanan mereka adalah daging, adapun minuman mereka adalah air. Maka Nabi
Ibrahim mendoakan kedua hal ini, “Ya Allah berkatilah mereka pada daging dan
air.”
Setelah itu,
Nabi Ibrahim pun pergi dari rumah Nabi Ismail. Namun, sebelumnya beliau
berpesan kepada wanita itu agar Nabi Ismail mengkukuhkan pegangan pintunya.
Ketika Nabi
Ismail pulang, beliau bertanya kepada istrinya, “Adakah tadi orang yang
bertamu?”
Istrinya
menjawab, “Ada, seorang tua yang berpenampilan bagus.” Dia memuji Nabi Ibrahim.
“Ia bertanya kepadaku tentang dirimu, maka aku jelaskan keadaanmu kepadanya.
Dia juga bertanya tentang kehidupan kita, dan aku jawab bahwa kehidupan kita
baik-baik saja.”
Nabi Ismail
kemudian bertanya, “Apakah dia memesankan sesuatu kepadamu?”
Istrinya
kembali menjawab, “Ya. Ia menyampaikan salam kepadamu dan menyuruhku
mengokohkan (bendol anak tangga) pintumu.”
Nabi Ismail
berkata, “Itu adalah ayahku dan engkau adalah pegangan pintu tersebut. Beliau
menyuruhku untuk tetap menikahimu (menjagamu).”
Kedua wanita
itu menjadi istri nabi Isam'il yang pertama memandang dengan kaca mata
kesusahan, maka hidupnya susah, yang kedua memandang dengan kaca mata
keindahan, diapun hidup senang dan bersyukur.
Yang pertama
adalah pasangan yang membuat hidup berantakan, sehingga lebih baik
meninggalkannya.
Yang kedua
adalah pasangan yang membuat hidup tertata, dengan segala kekurangannya namun
tetap segala puji bagi Allah.
Bila istrimu
suka menyakitimu
Ada sebagian
istri yang mungkin belum berbakti pada suaminya, maka bagi yang memiliki istri
seperti ini bersabarlah, sebagaimana Nabi Isma'il telah bersabar dan hiburlah
hatimu dengan mengingat bidadari yang sedang menanti,
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
((لاَ تُؤْذِي امْرَأَةٌ زَوْجَهَا فِي الدُّنْيَا إِلاَّ
قَالَتْ زَوْجَتُهُ مِنَ الْحُوْرِ الْعِيْنِ : لاَ تُؤْذِيْهِ , قَاتَلَكِ اللهُ
, فَإِنَّمَا هُوَ عِنْدَكَ دَخِيْلٌ يُوْشِكُ أَنْ يُفَارِقَكِ إِلَيْنَا))
“Tidaklah
seorang istri menyakiti suaminya di dunia melainkan istrinya dari kalangan
bidadari akan berkata, “Janganlah engkau menyakitinya. Semoga Allah memusuhimu.
Dia (sang suami) hanyalah orang asing yang sedang singgah di sisimu; hampir
saja ia akan meninggalkanmu menuju kepada kami”.
(HR. Tirmidzi
no. 1174 dan Ahmad 5: 242. Syaikh Al Albani mengatakan
bahwa hadits ini shahih).
Bila Suami
Kawin Lagi
Jangan
grusak-grusuk minta cerai.
Jangan berhenti
menghirup udara segar yang diciptakan Allah.
jangan
menjadikan pernikahannya yang kedua seakan kiamat yang telah bangkit.
Ingatlah kiamat
belum terjadi, gunung-gunung masih tegar menjulang tinggi, walaupun sebagian
ada yang meletus.
Bintang-bintang
belum bertabrakan, Dajjal belum keluar.
Dan Mentari
belum terbit dari arah barat.
Ingat kiamat
belum dekat.
Jangan
berfikiran yang macam-macam, tariklah nafas dalam-dalam
Dan katakan:
((الله الله ربي لا أشرك به شيئا))
Tatalah hatimu
dan pandanglah dengan kaca mata setengah isi.
Iya… katakan
gelas itu setengah isi…karena ia memang ada isinya, walaupun hanya setengah.
Bila gejolak di
hati begitu membara, dan pikiran buruk berkata:
suamiku sudah
tidak cinta lagi padaku.
Suamiku tidak
setia pada janji sucinya nya
Suamiku tak
tahu diri, tak tahu balas budi.
Tidak lagi
romantis, bunga-bunga taman cintaku kering dan layu, daun-dauhnnya berguguran,
seakan kemarau panjang telah menghampirinya.
Sehingga hal
itu membuat anda melihat dunia ini bak medan perang yang telah porak-poranda
dihantam oleh meriam dan rudal, hancur lebur tiada kebaikan lagi yang bisa
dipungut.
Saat itu
katakan Alhamdulillah, nikmat Allah banyak, dan suamiku belum mati, bila dia
mati aja niscaya tidak akan separah ini, dan akupun akan menerima takdir ilahi
bila ia harus pergi, dan suamuki sekarang belum mati dan pernikahannyapun
karena takdir ilahi dan catatan Rabbi.
Kemudian…
Pikirkanlah bangunan yang telah dibangun berdua selama ini
Rumah tangga
yang telah dibina bersama-sama.
Suami anda
sedang membangun rumah yang lain, tapi jangan engkau menghancurkan rumah
yang sudah ada, karena dirimu termasuk pilar penting dan berharga yang telah
susah payah membangunnya.
Sejak suami
masih kere, sejak belum punya apa-apa, sampai ia sukses memiliki harta benda
yang meruah.
Apakah anda
akan kabur berlari meninggalkan semua itu, dan menyerahkan semuanya pada istri
kedua, yang baru saja hadir dalam rumah baru sang suami ???
Bila berfikir
cintanya akan dibagi :
Merenunglah
sejenak, bukankah sejak dahulu cinta suami telah terbagi, perhatian suami telah
bercabang, persentase terbesar adalah untuk ibundanya yang telah melahirkannya,
surga untuknya.
Kemudian
Ayahandanya yang telah membesarkan dan berusaha untuk dirinya
Adik-kakaknya
yang terlahir dari satu rahim yang sama.
Anak-anaknya
yang menjadi buah hati dan belahan jiwa baginya.
Pekerjaannya,
kantornya dan yang lain dan lainnya.
Dan selama ini
anda enjoy saja, walau memang kadang perasaan iri datang menghampiri.
Maka
renungkanlah, kehadiran wanita lain dalam hidup suami, yang dalam koridor
dibolehkan oleh sang Pencipta, moga menjadi pernak-pernik kehidupan yang
membuatnya lebih indah.
Kalau dulu
kejengkelan suami ditumpahkan kepada anda sendiri, sekarang anda juga telah
berbagi.
Kalau dahulu
harus melayani suami sendiri walaupun sedang lelah, sekarang ada yang membatu.
Kalau dulu
ketika anda sakit anda harus tetap bekerja, sekarang moga dengan hadirnya
saudari seiman di rumahtanggaku dapat meringankan tugas-tugas dan pekerjaanku.
Istri kedua
suamiku itu adalah juga ciptaan Ilahi.
Ia juga
saudariku, walaupun tidak dari satu rahim ummi
Tapi
persaudaraanku dengannya terlahirkan sejak iman bersemi
Aku harus
menata hati.
Kehadirannya
tidak boleh mengusik apalagi merusak ketaqwaanku.
Moga
kesabaranku dan keridahaan berbuah kesejukan di dalam dirii
Dan surga
firdaus bersama sang Nabi.
Bila berfikir
duitnya akan dibagi
Ingatlah bahwa
sebelum menikah anda telah memiliki rizki sendiri
Setelah menikah
rizki anda lewat suami
Dan ketika
menikah suami juga suka berbagi, dan hal itu tidak mengurangi rizki anda
Dan Wanita lain
juga punya rizki sendiri-sendiri.
Ingat kiamat
belum terjadi …
Kalau piring
harus berterbangan, lapangkan dadamu
Seorang yang
memiliki istri lebih dari satu, harus memilik 5 jenset kesabaran dan ketabahan,
bila tidak, maka cukuplah dengan satu istri, lihatlah kesabaran nabi
shallallahu 'alahi wa sallam menghadapi istri-istrinya.
Imam Bukhari
Meriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata: “Adalah Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam pernah berada di tempat sebagian istrinya. Lalu salah
satu dari Ummul Mukminin mengirim piring yang berisi makanan, maka istri Nabi
yang sedang berada di rumahnya memukul tangan pelayan itu, sehingga jatuhlah
piring tersebut dan pecah. Kemudian Nabi memunguti pecahan piring dan makanan,
sambil mengatakan: ((غَارَتْ أُمُّكُمْ)) “Ibu kalian cemburu.” Lalu
beliau menahan pelayan tersebut sampai beliau menggantinya dengan piring milik
istri yang beliau sedang di rumahnya. Lalu beliau memberikan piring yang utuh
kepada istri yang piringnya pecah, dan menahan piring yang sudah pecah di rumah
istri yang telah memecahkan piring tersebut.”"
Di depan
tamu-tamunya, melakukan suatu perbuatan yang mungkin dianggap sangat memalukan,
tapi beliau dengan damai menanggapinya seraya berkata, "Ibunda kalian lagi
cemburu".
Tidak ada
intimidasi, tiada ancaman, tiada marah, karena itulah tabiat wanita yang harus
diterima oleh seorang lelaki.
Bagi yang
istrinya minta cerai
Ketahuliah
bahwa orang tuanya telah menyerahkan dia sepenuhnya kepadamu.
Tanpa ada
paksaan, bahkan engkaulah yang melamar dan memintanya, tanpa intimidasi.
Dan dirimu
telah menerima semua beban yang diserahkan dengan ucapanmu :
(قبلت نكاحها وتزويجها بالمهر المذكور)
"Aku
terima nikah dan kawinnya dengan mahar yang disebutkan."
Hanya dengan
sebuah ucapan ia menjadi milikmu.
Dan kau
menerimanya, Menerima wanita itu dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Padahal….
Kamu tidak
pernah turut andil dalam melahirkannya ke dunia ini.
Ibunya selama 9
bulan dengan penuh lemah di atas kelemahannya mengandung istrimu itu.
Kamu tidak
pernah turut campur dalam membesarkan dan merawatnya.
Kamu juga tidak
pernah merasakan suka duka dalam membesarkan wanita yang sekarang menjadi
istrimu.
Dan tatkala kau
datang untuk meminangnya, moment itu adalah suatu hal yang cukup berat bagi
orang tua.
Anak yang
dicintai dan dibesarkan akan dilepas dari dekapan mereka,
Diserahkan
kepadamu, yang entah merekapun tidak dapat memastikan, bagaimana kelak hidupnya
bersamamu.
Namun karena
perintah ilahi dan amaran Rabbi, dengan segala resiko yang harus diterima,
kaupun dinikahkan.
Dengan satu
harapan kau dapat menggantikan posisi keduanya, merawat, menjaga, mencintai dan
membuatnya bahagia.
Sekarang kenapa
dia minta cerai???
Suatu pilihan
yang tidak mudah bagi seorang wanita.
Maka Koreksilah
dirimu…
Ingatlah kau
juga manusia yang tak luput dari dosa
Bila dia
berbuat salah, kaupun juga pernah.
Mungkin kau
tidak lagi memperhatikannya
Mungkin kau
sudah lupa dengan amanat yang Allah berikan padamu
Mungkin ada
kata-katamu yang menyakiti hatinya.
Ada tingkahmu
yang menoreh luka.
Mungkin kau
sudah tak dekat lagi kepada Sang pencipta.
Carilah
jawaban-jawaban, untuk kenapa istrimu meminta cerai
Perbaiki
dirimu, Mintalah maaf padanya,!
Berjanjilah kau
akan berusaha untuk lebih baik untuknya
Katakan cintamu
tak pernah pudar, namun kesibukan yang melalaikanmu
Bukalah
lembaran baru kembali, Seperti tatkala kau menerimanya dari ayahnya.
Dan katakan,
insyaAllah kita akan terus bersama sampai ajal yang memisahkan dan berjumpa
kembali di pintu surga.
Tulislah sebuah
surat dan katakan:
Maafkan bila
aku terus mencintaimu. Tapi bisakah kau menghentikan badai? Aku tak bisa. Aku
bahkan tak kuasa membendung gemuruh di hatiku sendiri . Aku ingin bersamamu,
selamanya..
Finish….
insyaAllah bahtera kembali berlayar dengan derpaan angin sepoi-sepoi
{وَأَخَذْنَ مِنْكُمْ مِيثَاقًا غَلِيظًا} [النساء: 21]
Dalam kehidupan …
Kalau kau harus
hidup miskin..
Bila rizkimu
seret….
Bila
pekerjaanmu tak menghasilkan…
Bila bangkrut…
berbaik sangkalah pada Allah… Allah mengetahui sedangkan kamu tidak.
Rasulullah
shallallahu 'alahi wa sallam bersabda menghibur bagi yang rizkinya seret:
«إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى لَيَحْمِي عَبْدَهُ الْمُؤْمِنَ
الدُّنْيَا وَهُوَ يُحِبُّهُ كَمَا تَحْمُونَ مَرِيضَكُمُ الطَّعَامَ وَالشَّرَابَ
تَخَافُونَ عَلَيْهِ»
"Sesungguhnya
Allah menjaga hambaNya yang beriman dari dunia sedangkan ia mencintainya,
sebagaimana kalian menjaga (saudara kalian) yang sakit dari makanan dan miniman
karena kalian takut (sakitnya akan lebih parah)
(HR Hakim,
dishahihkan oleh Albani).
Mungkin kalau
kau selalu sukses dalam usaha dan pekerjaanmu.
Mungkin kalau
tubuhmu senantiasa sehat dan sembuh.
Mungkin kalau
kamu terus hidup bergelimang harta
Mungkin kamu
akan lupa pada Sang penciptamu, untuk membuatmu miskin untuk menyelamatkanmu,
mungkin kau tak pandai bersyukur.
Kemiskinan akan
menarikmu kembali kepada Allah, mengingatkanmu akan kehidupan yang fana ini
Kehidupan dunia
yang sementara, yang kesenangannya bertepian, kemewahaan berakhir,
kenikmataannya bercampur dengan kepahitan.
Terimalah
kondisinya, dan yakinlah bahwa Allah telah memilihkan yang terbaik untukmu.
insyaAllah
hidupmu akan lebih tentram.
Syaqiq bin
Ibrahim menceritakan bahwa pada suatu hari ia berjumpa dengan Ibrahim bin
Adham, lalu beliau berkata:
أخبرني عما أنت عليه
"informasikan
kepada tentang bagaimana sikapmu (dalam hidup ini)?
Maka aku
berkata, "Aku kalau dikasih rizqi aku akan makan, tapi kalau dihalangi,
aku akan bersabar", maka Ibrahim berkata: "Begitulah kelakuan
anjing-anjung di negeri(ku) Balhk".
Tersentaklah
Syaqiq mendengar jawaban itu, maka ia berkata, "Kalau kamu gimana?. Maka
beliau berkata:
:إن رُزقت آثرت وإن مُنعت شكرت.
"Kalau aku
diberi rizki aku berbagi, tapi kalau aku dihalangi maka aku bersyukur".
Subhanallah,
karena nikmat Allah yang lainnya sangatlah banyak, dan dihalanginya seorang
hamba dari dunia adalah salah satu nikmat yang patut disyukuri.
Bila gagal atau
terdepak dari suatu jabatan, maka bersenanglah
Hampir semua
orang pernah menghadapi kegagalan… dengan bentuk,jenis dan volume yang
bervariasi:
Ada yang gagal
dalam membina rumah tangga
Ada yang tidak
berhasil dalam usahanya
Ada yang tidak
lulus dalam sekolahnya
Ada yang
tersingkirkan dari jabatan atau terdepak dari kedudukannya
Ada yang
dikeluarkan dari pekerjaannya
Menghadapi
semua itu, Bercerminlah pada anak panah
Ia ditarik
mundur, demi untuk melesat maju ke depan dengan sangat cepat dan jauh
meninggalkan yang lain.
Pasti ada
hikmah di balik semuanya
Lihatlah,
perjuangan Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam di kota Mekah, Thaif dan
pada akhirnya beliaupun diusir dari kota tercinta itu, untuk apa???
Untuk melesat
ke depan menyebarkan Islam dan menaklukkan mereka yang mengusirnya.
Tatkala beliau
dilarang memasuki kota Mekah di tahun ke 6 H, dihalangi dari melaksanakan Umrah
bersama para sahabatnya yang berjumlah 1400 orang dan terjadilah perjanjian
yang disebut dengan Shulhul Hudaibiyah.
Rasulullah
shallallahu 'alahi wa sallam menerima kenyataan itu dengan lapang dada, walaupun
sebutan Rasulullah dihapus dari dalam surat perjanjian, beliau menuruti semua
aturan orang-orang kafir walaupun sebagian sahabat merasa berat dan
memandangnya sebagai suatu kegagalan, kerinduan mereka untuk thawaf di rumah
Allah tak terobati, persyaratan yang diberikan orang-orang kafir begitu
merugikan umat Islam secara dhahir, namun hal itu pada hakikat adalah suatu
Kemenangan, keberhasilan dan kejayaan yang dekat, kenapa???
Allah
berfirman:
{إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا}
“Sesungguhnya
kami memberikan kepadamu kemenangan yang nyata.”
(Qs. Al Fath:
1)
Kebanyakan ahli
tafsir berpendapat bahwa fathan mubinanan ini adalah perjanjian hudaibiah.
Perjanjian
Hudaibiah membuka jalan untuk masuknya manusia ke dalam Islam dengan aman, dan
melandaikan jalan untuk menggapai kejayaan yang nyata, ia adalah suatu proses
yang harus dilewati untuk menaiki tangga kemenangan
Maka apapun
yang menimpamu, lihatlah dengan kaca mata optimisme, dan dekatkan diri pada
Sang Pencipta.
Badai pasti
berlalu …. Malam pasti berganti siang
Bila kau
ditimpa suatu musibah, percayalah bahwa kamu pasti bisa menghadapinya dengan
bantuan ilahi, musibah yang datang telah disesuaikan dengan kadar dan volume
keimananmu, dan yakinlah bahwa badai pasti berlalu, mentari akan terbit di ufuk
timur untuk mengusir kegelapan malam.
Namun kau harus
menanti, menanti dengan iringan rodja dan khauf yang berhenti, untuk
mendamaikan hati, yang kadang ingin bersegera untuk diakhiri. Allah berfirman:
{فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا}
“Karena sesungguhnya
bersama kesulitan itu ada kemudahan.”
(QS. Alam
Nasyroh: 5).
Ayat ini pun
diulang setelah itu,
{إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا}
“Sesungguhnya
bersama kesulitan itu ada kemudahan.”
(QS. Alam
Nasyroh: 6).
Bacalah dan
hayati kembali kedua ayat di atas, sungguh jalan yang buntu akan tembus, pintu
yang tertutup akan terbuka, karena itu adalah janji sang pencipta. Dan rahmat
Allah ta'ala telah mengalahkan amarahnya.
Sahabat mulia,
‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu pernah berkata, “Seandainya kesulitan
masuk ke dalam suatu lubang, maka kemudahan pun akan mengikutinya karena
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan
itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
Ibnul Mubarok
berkata dalam “Al Jihad” bahwa ‘Umar bin Al Khottob pernah menulis surat kepada
Abu ‘Ubaidah yang baru tiba di Syam dan dihadang oleh musuh kala itu. Isi
tulisan ‘Umar adalah, “Amma ba’du, tidaklah Allah menurunkan kesulitan pada
seorang mukmin melainkan setelah itu Allah akan datangkan kelapangan baginya.
Karena ingatlah, satu kesulitan mustahil mengalahkan dua kemudahan.”
Kemudian dalam
surat tersebut ‘Umar menyebutkan ayat,
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا
وَرَابِطُوا}
“Hai
orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan
tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah,
supaya kamu beruntung.” (QS. Ali Imron: 200)(Zuhud, Abu Dawud, no:76)
Bila semua
pintu telah tertutup,
pasti tatkala
itu pintu Allah ta'ala dibuka, maka Yakinlah dengan pertolongan Allah.
Tatkala Nabi
Musa melarikan diri bersama kaumnya, sehingga menemui jalan buntu, lautan yang
tanpa sarana untuk menyebrang, tiada kapal dan tiada jembatan, kaumnya pada
pesimis, apa lagi tatkala pasukan fir'aun telah nampak, Namun sang Nabi tetap
Optimis dan berhusnuddhan pada Allah, Allah menceritakan kejadian ini:
{فَلَمَّا تَرَآءَا الْجَمْعَانِ قَالَ أَصْحَابُ مُوسَى إِنَّا
لَمُدْرَكُونَ قَالَ كَلآ إِنَّ مَعِيَ رَبِّي سَيَهْدِينِ}
Maka setelah
kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa:
“Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul”. Musa menjawab: “Sekali-kali
tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi
petunjuk kepadaku”.
(QS.
As-Syu’ara’: 61-62).
Apa yang
terjadi???
Dengan
keyakinannya pada pertolongan Allah, maka Allah menyuruh Nabi Musa untuk
memukulkan tongkat, dan terbelahlah lautan, mereka melanjutkan perjalanan dan
tentanra Fir'un terus mengejar untuk ditenggelamkan di dalam lautan.
Badai pasti
berlalu…
Jangan lupa, nikmat
Allah sangat banyak
Belajarlah dari
Urwah bin Zubair dalam menghitung nikmat Allah
Urwah bin
az-Zubair ditemani anaknya yang bernama Muhammad mendatangi Walid bin Abdul
Malik, dalam kondisi kakinya yang sudah membusuk karena infeksi, maka kakinya
digergaji, setelah digergaji, ia mendapatkan berita duka akan kematian putranya
yang ditendang oleh kuda tatkala bermain di tempat pacuan kuda milik Khalifah,
namun beliau berkata:
“Ya Allah
sesungguhnya aku mempunyai tujuh anak laki-laki, salah seorang di antara mereka
telah Engkau cabut nyawanya, aku masih memiliki enam anak. Ya Allah, selama ini
aku memiliki empat anggota tubuh yakni dua tangan dan dua kaki, Engkau pun
telah mengambil satu di antara empat anggota tubuhku itu. Kini, aku masih
memiliki tiga anggota tubuh
لئن أخذت لقد أبقيت ، ولئن ابتليت لقد عافيت
"Kalau
engaku mengambil maka engkau sesungguhnya telah menyisakan, kalau engkau
menguji maka engak sesungguhany telah memberikan keselamatan".
Dalam riwayat
lain ia berkata:,. Meski Engkau beri cobaan, sesungguhnya itu adalah
kesejahteraan dan yang Engkau ambil, sejatinya Engkau mengabadikannya.”
(Tarikh
Islam, 6/247.)
Bila harus
menanti … maka tersenyumlah
Sebagian orang
memiliki banyak aktivitas dunia, sehingga ia memandang waktunya sangat
berharga, dia sangat membenci yang namanya menanti, dan penantian pada dasarnya
adalah sesuatu yang membosankan… tapi rubahlah penantian itu menjadi ladang
kedekatan pada ilahi…
Karena itu
adalah lika liku kehidupan yang hampir tak dapat dihindari, tapi dapat disikapi
dengan bijaksana.
Isilah masa
penantian itu dengan hal-hal yang bermanfaat… Dzikrullah, membaca Al Qur'an,
istighfar, membaca buku dll
Mungkin Allah
telah meluangkan waktu bagi kita untuk lebih taqarrub dengan Allah, andai kita
tidak menanti, mungkin kita sudah disibukkan dengan hal-hal lain yang
melalaikan.
Dan waktu
menanti adalah waktu luang yang diberikan, sebagaimana detik-detik kita
bukanlah uang seperti falsafah kafir, tapi detik-detik kita adalah pedang, bila
kita tidak memotongnya ia akan menebas kita.
{نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ:
الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ }
“Ada dua nikmat
yang kebanyakan orang tertipu darinya: kesehatan dan waktu luang.”
(HR. Al-Bukhari
no.6412)
Bila ditinggal
mati anak tercinta
Kematian datang
tanpa diundang, kadang ia mampir ke jasad anak kita yang dicintai, pada masa
modern yang banyak manusia terjebak dalam kandang asuransi, ternyata ada
asuransi untuk anak kita yang lebih berharga dari asuransi bank-bank
konvensional, caranya dengan satu: "Bersabarlah, dan pujilah Allah atas
yang ternyata, karena anak kita telah keluar terlebih dahulu dari penjara, dan
moga menanti kita kelak di pintu surga".
Dengan
melakukan itu kita akan dapat sebuah rumah di surga, yang bernama' RUMAH
PUJIAN", lebih baik mana dari asuransi dunia yang penuh dusta dan murka.
Rasulullah
shallallahu 'alahi wa sallam bersabda yang artinya:
"Jika anak
dari seorang hamba Allah meninggal dunia, Allah berfirman kepada para
malaikat-Nya: "Kalian telah mencabut nyawa anak hamba-KU?", maka
mereka berkata: "Iya, benar".
Kemudian Allah
berkata: "Kalian telah mengambil buah hatinya?", maka para malaikat
berkata: "Iya, benar".
Allah bertanya
lagi : "Apa yang dikatakan oleh hamba-Ku" ?
"Dia
memuji-Mu dan berkata "Inna lillahi wa innaa ilaihi
raji'un" (Sesungguhnya kami milik Allah, dan sesungguhnya kepadaNya
kami akan kembali", Jawab para malaikat.
Allah-pun
berfriman: "Dirikanlah sebuah rumah untuk hamba-Ku di surga, dan namakan
rumah itu;"RUMAH PUJIAN".
(HR Tirmidzi,
dihasankan Albani, Shohihul Jami' no: 795).
Dengan Memuji
dan menyanjung Allah ta'ala tatkala mendapat musibah itu ada telah
mengansuransikannya dengan jaminan sebuah rumah pujian di surga.
Bila ditinggal
mati suami tercinta :
Asuransikan
suamimu setelah meningal dunia, bukan sebelum, lihatlah bagaimana Ummu Salamah
mengasuransiakan suaminya. Ummu Salamah berkata bahwa ia pernah mendengar
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
« مَا مِنْ عَبْدٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ فَيَقُولُ إِنَّا لِلَّهِ
وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِى فِى مُصِيبَتِى وَأَخْلِفْ لِى
خَيْرًا مِنْهَا إِلاَّ أَجَرَهُ اللَّهُ فِى مُصِيبَتِهِ وَأَخْلَفَ لَهُ خَيْرًا
مِنْهَا »
“Siapa saja
dari hamba yang tertimpa suatu musibah lalu ia mengucapkan: “Inna lillahi wa
inna ilaihi rooji'un. Allahumma'jurnii fii mushibatii wa akhlif lii khoiron
minhaa [Segala sesuatu adalah milik Allah dan akan kembali pada-Nya. Ya Allah,
berilah ganjaran terhadap musibah ang menimpaku dan berilah ganti dengan yang
lebih baik]”, maka Allah akan memberinya ganjaran dalam musibahnya dan
menggantinya dengan yang lebih baik.”
Maka tatkala
suaminya yang tercinta Abu Salama meninggal, ia membaca doa di atas, maka Allah
menggantikan baginya yang lebih baik dari suaminya yang dulu yaitu
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.”
(HR Muslim)
Bila saudaramu
mendapatkan Rizqi …
Berbahagialah
dengan kebahagiaannya, dia adalah saudaramu, dan Nabi shallallahu 'alahi wa
sallam berpesan:
((قَالَ : لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا
يُحِبُّ لِنَفْسِهِ))
“Tidaklah
seseorang dari kalian sempurna imannya, sampai ia mencintai untuk saudaranya
sesuatu yang ia cintai untuk dirinya”.
(Bukhari
Muslim)
Bakar sifat
hasadmu dengan api cinta dan kayu gembira, lihatlah dengan kaca mata setengah
isi, dan berlindunglah kepada Allah dari hasad.
Kalau tetangga
atau teman membeli motor atau mobil, bersyukurlah, dan doakan moga Allah
menjaga kendaraannya, dan ucapkan pada pasanganmu, alhamdulillah sekarang
tentangga kita punya mobil, jadi kalau ada perlu apa-apa kita bisa numpang.
Bila engkau
dilempari oleh batu
Kadang aja saja
dari masyarakat yang sukanya melempari batu orang lain, bila kamu yang
dilempari, maka tangkaplah batu itu dan kumpulkanlah, kemudian bangun dengannya
sebuah rumah yang indah dan kokoh.
Umar bin
Khattab berkata:
((رحم الله امرءا أهدى إلي عيوبي))
"Semoga
Allah merahmati seseorang yang menghadiahkan kepadaku, aib-aibku".
Koreksi dari
saudara kita jangan ditanggapi sebagai suatu kebencian darinya, tapi
berpandanglah positif, hidupmu akan lebih indah dan bahagia.
Bila rekaman
masa lalu yang pedih datang menghampiri
Jangan melumuri
hatimu dengan air masa masa lalu, jangan menangisi nasi yang sudah menjadi
bubur, atau susu yang telah tumpah, atau kendi yang sudah pecah, tapi
bersikaplah bijak menghadapi masa lalu, demi untuk masa depan. Ingatlah pada
sabda Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam:
((الْمُؤْمِنُ الْقَوِىُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ
الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِى كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ
وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَىْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ
أَنِّى فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا. وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ
فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ))
“Mukmin yang
kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah.
Namun, keduanya tetap memiliki kebaikan. Bersemangatlah atas hal-hal yang
bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah. Jika engkau
tertimpa suatu musibah,
maka janganlah engkau katakan: ‘Seandainya aku lakukan demikian dan demikian.’
Akan tetapi hendaklah kau katakan: ‘Ini sudah jadi takdir Allah. Setiap apa
yang telah Dia kehendaki pasti terjadi.’ Karena perkataan law (seandainya)
dapat membuka pintu syaithon.”
(HR. Muslim)
Bila ambisi
dunia mengermunimu
Menawan dan
membelengumu, maka kunjungilah fakir miskin, lihatlah kehidupan orang-orang
yang di bawahmu,Jangan selalu
mendongak ke atas, agar tidak tersandung dan terperosok, Rasulullah shallallahu
'alahi wa sallam berabda:
((انْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ
تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوْا
نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ))
“Lihatlah
kepada orang yang lebih rendah daripada kalian dan jangan melihat orang yang
lebih di atas kalian. Yang demikian ini (melihat ke bawah) akan membuat kalian
tidak meremehkan nikmat Allah yang diberikan-Nya kepada kalian.”
(HR. Muslim)
Dan jangan lupa
untuk ziarah kubur,
Bawa istrimu
yang mungkin bicaranya tentang dunia melulu, ke tempat peristiratannya yang
terakhir.
1X 2
Nabi
shallallahu 'alahi wa sallam bersabda:
((إِنِّي كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا
فَإِنَّهَا تُذَكِّرُكُمُ الْآخِرَةَ))
“Dulu aku
pernah melarang kalian berziarah kubur, sekarang berziarahlah kalian ke kuburan
karena itu akan mengingatkan kalian kepada akhirat.”
(HR. Muslim)
PENUTUP
Urusan
seorang mu'min semuanya baik
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:
عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ
كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ
سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ
خَيْرًا لَهُ.
“Sungguh menakjubkan perkara kaum mukmin,
sesungguhnya semua perkaranya adalah kebaikan, dan itu tidak akan terjadi
kecuali bagi orang beriman. Jika ia dianugrahi nikmat ia bersyukur dan itu baik
baginya , jika ia tertimpa musibah ia bersabar maka itu baik baginya.”
(HR. Muslim:
2999)
Ustadz Reza Syafiq Basalamah ,MA
Ustadz Reza Syafiq Basalamah ,MA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar